Power Balance ikut gue ke facebook Power balance RSS FEED

Buka fikiran dan Hati

Masuki hati dan Fikiran

Ketidaktentraman hati NABI MUHAMMAD SAW.( Pindahnya kiblat umat muslim )

Ada seorang bertanya kepada saya tentang arah Kiblat umat islam. "Hen..tau ga kenapa arah kiblat pindah?" karena kebodahan diri ini sya diam berfikir,tanya dalam hati "kenapa ya..???"
jawab saya "Gini mas saya bukannya enggak tahu tapi belum tahu, Ntar saya cari tahu deh tenang ajah"

dengan doa yang selalu meminta agar di berikan suatu yang bisa menambah pengetahuan ku yang dangkal ini,mungkin inilah jalan yang telah siapkan untuk ku.."Alhamdullilah"
dan inilah sedikit kisah yang saya dapatkan..Jika ada keraguan dalam kisah ini dimohon untuk menambahkan dalam kotak komentar..Terima kasih....






Pada abad keempat Kaisar Konstantine masuk agama Kristen, dan menjadikan agama Kristen sebagai agama kekaisaran Romawi pada 313 M. Yerusalem pun kini dikuasai oleh agama Kristen, dan ditandai dengan berdirinya banyak gereja, di antaranya yang terkenal Gereja The Holy Sepulcher (Keluarga Suci) yang disebut oleh orang Arab sebagai Kanisat-u 'l-Qiyamah ("Gereja Kebangkitan" [Isa al-Masih menurut kepercayaan Kristen, setelah mati dan dikubur tiga hari lalu bangkit naik ke langit]), setelah sebelumnya dihancurkan terlebih dahulu bangunan-bangunan yang didirikan Kaisar Hadrian (pada 326). Gereja ini dibangun oleh Ratu Helena, ibunda Kaisar, dan menjadi tempat paling suci bagi agama Kristen di Yerusalem. Dan setelah itu Gereja ini pun beberapa kali mengalami penghancuran dan pembangunan kembali sejalan dengan penguasa-penguasa Yerusalem.

Ada cerita yang menarik mengenai Gereja Sepulchre ini, yaitu ketika Khalifah `Umar ibn Khaththab datang ke Yerusalem untuk menandatangani Dokumen Aelia (Mitsaq Ailiya) yang dicatat oleh Ibn Khaldun: "`Umar ibn al-Khaththab masuk Bayt-u 'l-Maqdis dan sampai ke Gereja Qumaman (Qiyamah) lalu berhenti di plazanya. Waktu sembahyang pun datang, maka ia katakan kepada Patriakh, 'Aku hendak sembahyang'. Jawab Patriakh, 'Sembahyanglah di tempat Anda' Umar menolak kemudian sembahyang pada anak tangga yang ada pada gerbang gereja itu sendirian. Setelah selesai dengan sembahyangnya, ia berkata kepada Patriakh, 'Kalau seandainya aku sembahyang di dalam gereja, maka tentu kaum Muslim kelak sesudahku akan mengambilnya dan berkata, 'Di sini dahulu `Umar sembahyang!'. Dan (selanjutnya) `Umar menulis (perjanjian) untuk mereka bahwa pada tanggal itu tidak boleh ada jama`ah sembahyang [di tempat itu] dan tidak pula akan dikumandangkan adzan padanya. Kemudian `Umar berkata kepada Patriakh: 'Sekarang tunjukkan aku tempat yang di situ aku dapat mendirikan sebuah masjid,' Patriakh berkata, 'Di atas Karang Suci (Shakhrah) yang di situ dahulu Allah pernah berbicara kepada Nabi Ya`qub.' Umar mendapati di atas karang itu banyak darah (di samping sampah dan kotoran), maka ia pun mulailah membersihkannya dan mengambil darah itu dengan tangannya sendiri dan mengangkatnya dengan bajunya sendiri. Semua kaum Muslim mengikuti jejaknya, sampai sampah itu bersih, dan ketika itu juga kemudian ia perintahkan untuk didirikan masjid di situ."

Pada saat Umar itu pusat kota suci dibagi-bagi menjadi satu sektor Yahudi, dua sektor Kristen (Armenia dan Ortodoks karena mereka tidak bisa disatukan), dan (tanpa disebut sektor) satu areal yang lebih luas untuk Islam. Kelak di tempat Islam tersebut didirikanlah dua bangunan dalam komplek yang disebut Masjid Aqsha: yaitu oleh Khalifah `Abd al-Malik ibn Marwan Qubbat al-Shakhrah atau The Dome of The Rock (pada 72 H/691 M) yang pernah menjadi kiblat pertama Islam, dan tempat Nabi Muhammad menjejakkan kaki beliau menuju Sidrat-u 'l-Muntaha dalam peristiwa mi`raj; dan sebuah masjid yang didirikan oleh Khalifah al-Walid ibn `Abd al-Malik.

Mengikuti tafsir konvensional, yaitu yang sekarang ini dianut oleh sebagian besar umat Islam, memang ada indikasi bahwa sesungguhnya yang membuat Masjid Aqsha begitu penting adalah `Abd al-Malik ibn Marwan, walaupun ini sampai sekarang masih menjadi polemik. Ibn Taymiyah, misalnya, tidak menyukai pendapat itu. Jelas Masjid Aqsha itu amat penting, karena dia merupakan kiblat yang pertama. Pada waktu masih di Makkah, Nabi bersembahyang menghadap Yerusalem. Tetapi karena tampaknya pada saat yang bersamaan juga ingin menghadap Ka`bah, maka beliau pilih arah selatan Ka`bah sehingga dengan demikian menghadap Ka`bah dan Yerusalem sekaligus. Namun, ketika beliau pindah ke Madinah hal itu tidak bisa dilakukannya lagi, maka terpaksalah beliau menghadap ke utara (ke Yerusalem) di mana Ka`bah berada di belakangnya.

Posisi membelakangi Ka`bah ini membuat Nabi tidak merasa tentram. Maka beliau memohon kepada Allah supaya diizinkan pindah kiblat. Dan doa Nabi dikabulkan. Maka pindahnya kiblat ke Makkah itu disebabkan doa Nabi. Kalau saja Nabi tidak berdoa, umat Islam sampai sekarang ini tetap menghadap Yerusalem. "Kami melihat mukamu menengadah ke langit; maka akan Kami arahkan engkau ke Kiblat yang kau sukai; arahkanlah wajahmu ke Masjidil Haram, dan dimana pun kamu berada arahkanlah wajahmu ke sana." (Q. s. Al-Baqarah [2]:144).

Demikianlah Yerusalem, dengan sejarahnya yang penuh konflik telah menjadi tempat suci dari tiga agama:
Yahudi, Kristen dan Islam. Yerusalem pun menjadi lambang pertemuan dari tiga agama monoteis yang berakar pada Agama Ibrahim. Walaupun akhirnya ketiga agama ini mempunyai persamaan dan perbedaan secara teologis, perbedaan dan persamaan itu tidaklah menghalangi kita bersama untuk menjalin kerukunan hidup beragama untuk mencapai pertemuan bersama, yang al-Qur'an menyebutnya dengan Kalimat-un Sawa' (Q., s. Ali `Imran [3]: 64) sebagai sama-sama agama tawhid dalam tradisi Ibrahim.


Segala kesalahan hanya miliku dan kebenaran hanya milik ALLAH,semoga setiap kesalahan ku menjadi sesuatu yang baik Amin.

Frustasi abis (Febis)

6 komentar:

Miawruu mengatakan...

baru tau ttg sejarah kiblat ini. Btw, skrpun kiblat umat islampun udah banyak berubah lagi frust. Jadi berkiblat ke uang, harta dan kekuasaan.

Frustasi_abis mengatakan...

hee...iy dah banyak yang lupa padahal kalo kita doa dengan mengarah ke kiblat(bukan sekedar menghadap arah tapi hati juga, sebelumnya di sisipi logika kiblat itu sendiri yang berujung pada ALLAH)

Frustasi_abis mengatakan...

sebelumnya di baca ya
"4 RAHASIA BESAR DI BALIK KA'BAH"

Endy Fatah Joesoef mengatakan...

Well, terima kasih. Artikel yang menarik. Cukup buat memenuhi keingintahuan saya akan sejarah pindahnya arah kiblat. Jangan lupa kunjungi blog saya di http://LoGOSSEFT.blogspot.com/

Anonim mengatakan...

Arah kiblat ditentukan ketika Muhammad dan rekan-rekannya hijrah ke Medinah. Di situ banyak bangsa Yahudi mempunyai pengaruh besar di bidang pemerintahan, ekonomi dan sosial budaya. Mereka juga sangat fanatik beragama. Setiap hari mereka sembahyang dengan kiblat ke Yerusalem.

Karena berada di negeri orang Muhammad menetapkan kiblat sholat ke Yerusalem. Akhirnya dia berhasil mengusir bangsa Yahudi dari Medinah dengan kekuatan 'pedang'. Dengan alasan mendapat 'wahyu' dari Allah, kiblat sholat yang awalnya ke Yerusalem diganti menjadi ke arah Mekkah karena di sana ada ”Baithollah / Rumah Allah.” Baithollah sekarang dikenal sebagai “Kaabah dan Batu Hitamnya.” (QS. 2 Al-Baqarah 142-145; 149-150).

Allah sesungguhnya tidak mematok arah sholat sebagai keharusan bagi semua orang. Nabi Muhammad sholat menghadap Kaabah karena itulah yang 'disukai' olehnya.

"Sungguh Kami (sering) melihat mukamu menengadah ke langit, maka sungguh Kami akan memalingkan kamu ke kiblat yang kamu sukai. Palingkanlah mukamu ke arah Masjidilharam (Qs 2:144)."

Unknown mengatakan...

Saya boleh nanya ? tau ga kenapa Allah SWT memerintahkan begitu ( sebabnya Allah SWT mengabulkan doa Nabi SAW) ? terima kasih wassalam

Posting Komentar